Pengertian Persepsi
Persepsi adalah
kesan- sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan
sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.Perilaku individu seringkali
didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri.
Faktor-faktor
yang memengaruhi persepsi
Faktor-faktor yang
memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri
objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi
tersebut dibuat. a.Asumsi
Yang Didasarkan Pada Pengalaman Masa Lalu dan Persepsi Persepsi yang
dipengaruhi oleh asumsi – asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu
dikemukakan oleh sekelompok peneliti yang berasal dari Universitas Princenton
seperti Adelbert Ames, Jr, Hadley Cantril, Edward Engels, William H. Ittelson
dan Adelbert Amer, Jr. Mereka mengemukakan konsep yang disebut dengan pandangan
transaksional (transactional view). Konsep ini pada dasarnya menjelaskan bahwa
pengamat dan dunia sekitar merupakan partisipan aktif dalam tindakan persepsi.
Para pemikir transaksional telah mengembangkan sejumlah bukti yang meyakinkan
bahwa persepsi didasarkan pada asumsi. Salah satu yang paling menonjol, yang
ditemukan oleh Adelbert Amer, Jr., disebut monocular distorted room. “Ruangan
dibangun sedemikian rupa sehingga dinding belakang berbentuk trapesium, dimana
jarak vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kiri dinding lebih panjang
daripada jarak vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kanan dinding. Dinding
belakang terletak pada suatu sudut, sehingga sisi kiri terlihat lebih jauh ke
belakang dari pada sisi kanan. Jika seorang pengamat berdiri di depan ruangan
dan mengamati melalui sebuah lubang kecil, maka ruangan akan terlihat seperti
sebuah ruangan yang benar – benar membentuk empat persegi panjang. Jika dua
orang berjalan melalui ruangan dan berdiri pada sudut belakang, maka sesuatu
yang menarik akan terjadi. Bagi si pengamat yang melihat melalui sebuah lubang,
salah satu orang yang berada di sisi kanan akan terlihat sangat besar karena
orang ini berada lebih dekat dengan si pengamat dan memenuhi keseluruhan
ruangan antara lantai dan langit – langit. Sedangkan orang yang berada di sisi
kiri akan terlihat sangat kecil karena berada jauh dari si pengamat. Ilusi ini
terjadi karena pikiran si pengamat mengasumsikan bahwa dinding belakang
parallel dengan dinding depan ruangan. Asumsi ini berdasarkan pengalaman
terdahulu yang menggunakan ruangan – ruangan lain yang mirip. Ilusi ini akan
semakin kuat apabila dua orang yang berada di sudut yang berbeda tersebut
saling bertukar tempat, maka salah satu akan terlihat lebih besar dan yang
satunya lagi terlihat lebih kecil tepat di depan mata si pengamat
”(www.Britannica.com).
Faktor yang
mempengaruhi persepsi antara lain harapan pengalaman masa lalu, dan keadaan
psikologis yang mana menciptakan kumpulan perseptual. Selain hal tersebut masih
ada beberapa hal yang mempengaruhi persepsi, yaitu: 1.Yang paling berpengaruh
terhadap persepsi adalah perhatian, karena perhatian adalah proses mental
ketika stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran, pada
saat stimulus lainya melemah. Dalam stimulus mempunyai sifat-sifat yang
menonjol, antara lain intensitas dan pengulangan. Diri orang yang membentuk
persepsi itu sendiri. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan
interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karateristik
individual yang turut berpengaruh seperti sikap kepentingan, minat, kebutuhan,
pengalaman, harapan dan kepribadian. 2.Stimulus yang berupa obyek maupun
peristiwa tertentu. Stimulus yang dimaksud mungkin berupa orang, benda atau
peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang
yang melihatnya. 3.Faktor situasi dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik
tempat, waktu, suasana dan lain-lain..
Kekonstanan
Persepsi
Di dalam pembelajaran
persepsi kita perlu juga mengenal tentang kekonstanan persepsi (konsistensi),
yaitu persepsi bersifat tetap yang dipengaruhi oleh pengalaman. Kekonstanan
persepsi tersebut meliputi bentuk, ukuran, dan warna. Salah satu contoh
kekonstanan persepsi, yaitu ketika kita meminum susu ditempat yang gelap maka
kita tidak akan menyebut warna susu tersebut hitam, melainkan kita akan tetap
menyebut warna susu adalah putih meski di dalam kegelapan warna putih
sebenarnya tidak tampak.
Begitu pula saat kita
melihat uang logam dari arah samping, kita tetap akan menyebut uang logam
tersebut berbentuk bundar. Padahal apabila kita melihat dari samping maka
sebenarnya kita melihat uang logam tersebut berbentuk pipih. Itulah yang
disebut dengan kekonstanan persepsi, kita memberikan persepsi terhadap suatu
obyek berdasarkan pengalaman yang kita peroleh sebelumnya
Teori hubungan adalah
usaha ketika individu-individu mengamati perilaku untuk menentukan apakah hal
ini disebabkan secara internal atau eksternal.
Jalan pintas dalam menilai
Persepsi selektif
persepsi selektif adalah menginterpretasikan
secara selektif apa yang dilihat seseorang yang berdasarkan minat,
latar belakang, pengalaman,
dan SIKAP sikap seseorang.
Efek halo adalah membuat sebuah
gambaran umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik. Ketika membuat sebuah kesan
umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik, seperti
kepandaian, keramahan, atau penampilan, efek halo sedang bekerja. Kenyataan akan efek halodiperkuat dalam sebuah penelitian,
yaitu saat para pelaku diberi daftar sifat seperti pandai, mahir, praktis,
rajin, tekun, dan ramah, kemudian diminta untuk mengevaluasi individu dengan
sifat-sifat tersebut diberlakukan. Ketika sifat-sifat itu
digunakan, individu tersebut dinilai bijaksana, humoris, populer, dan
imajinatif.Ketika daftar yang sama dimodifikasi diperoleh serangkaian persepsi
yang sama sekali berbeda.
Jenis-jenis
persepsi
Proses pemahaman
terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan
persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.
Persepsi visual
Persepsi visual
didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah
persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk
memahami dunianya.Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi
secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicaraan dalam
konteks sehari-hari. Persepsi kaum muslimin harus mengacu pada Al-Qur'an dan
Aks-Sunnah, ini yang kemudian disebut Islamic Worldview
Persepsi visual
merupakan hasil dari apa yang kita lihat baik sebelum kita melihat atau masih
membayangkan dan sesudah melakukan pada objek yang dituju
Persepsi auditori
Persepsi perabaan
Persepsi penciuman
Persepsi pengecapan
HUBUNGAN
ANTARA PERSEPSI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
para individu dalam organisasi membuat sebuah keputusan artinya mereka
membuat pilihan pilihan dari dua alternatif atau lebih.sebagai contoh ,manajer
puncak bertugas menentukan tujuan tujuan organisasi,produk atau jasa yg di
tawarkan cara terbaik untuk membaiayai operasi,atau tempat untuk menempatkan
pabrik manufaktur yang baru. manajer tingkat menengah dan bawah menentukan
jadwal produksi,menyeleksi karyawan baru , dan memutuskan bagaimana
meningkatkan bayaran karyawan. membuat keputusan bukanlah satu satunya wewenang
para manajer. karyawan non manajerial juga membuat keputusan yang mempengaruhi
pekerjaan dan organisasi tempat mereka bekerja.keputusan ini mencangkup apakah
akan datang kerja pada hari tertentu,berapa banyak upaya yang di upayakan
setelah di tempat kerja,dan apakah harus memenuhai permintaan yg di buat oleh
atasan secara lebih jelas.selain itu semakin banyak organisasi dalam tahun
tahun terakhir yang memberi karyawan non manajerial otoritas pembuatan
keputusan yg berkaitan dengan pekerjaan yg dulunya yg di berlakukun hanya untuk
para manajer oleh karena itu pembuatan keputusan individual merupakan suatu
bagian penting dari perilaku organisasi tetapi bagaimana para individu dalam
organisasi membuat berbagai keputusan dan kualitas dari pilihan akhir mereka
sangat di pengarui oleh persepsi mereka. pengambilan keputusan muncul sebagai
reaksi atas sebuah masalah artinya ada ketidak sesuaian antara perkara saat ini
dan keadaan yang di inginkan yang membutuhkan pertimbangan untuk membuat
bebrapa tindakan alternatif.
Proses Pembelajaran Individu
Saat
ini, guru dalam proses belajar dan mengajar hanya mementingkan hasil outputnya
saja, tanpa mementingkan bagaimana proses yang di lakukan. Siswa sebagai
manusia yang unik dan memiliki kepribadian, kemampuan, dan model belajar yang
beda- beda, tentunya guru harus mengerti dan mampu mengatasi hal tersebut,
supaya dalam pembelajaran berlangsung dengan lancar. Dalam proses pembelajaran
tersebut didasarkan pada kemampuan otak yang secara alami sudah tersusun untuk
melakukan pembelajaran, dan hal itulah yang dinamakan pembelajaran berbasis
otak. Dalam menentukan sistem belajar tentunya disesuaikan dengan kemampuan
siswa secara umum, apabila ada yang memerlukan bimbingan maka tugas guru
membimbing siswa tersebut, atau juga siswa lain yang memilki kemampuan yang
lebih dibandingkan dengan yang lain bisa menjadi tutor sebaya untuk teman yang
membutuhkan bimbingan.
Otak
sebagai organ utama yang menentukan apa yang akan kita lakukan dan respons apa
yang akan kita berikan terhadap stimulus yang datang, otak tersusun atas
seratus miliar sel dan memiliki bagian-bagian yang antara lain otak besar, otak
tengah, otak kecil, dan sel-sel otak. Otak besar yang berfungsi sebagai
penanggung jawab atas pengambilan keputusan. .
Otak
besar terdiri dari beberapa bagian atau lobus antara lain: lobus frontal, lobus
parietal, lobus occipital, lobus temporal. Lobus frontal memiliki peran sebagai
pemberi nilai terhadap tindakan yang di sengaja seperti memberi penilaian,
kreativitas, menyelesaikan masalah. Lobus parietal memiliki tugas memproses
tanggapan yang lebih kompleks teruatama tentang bahasa. Dalam pembelajaran yang
dilakukan di kelas, setiap anak harus mendapatkan pelayanan yang adil dan sama,
adil dalam artian disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak
tersebut. Berlaku adil pada anak bukan berarti memperlakukan sama rata baik itu
terhadap anak yang punya kemampuan dibawah yang lain ataupun anak yang
berkemampuan lebih. Tetapi bagaimana kita memberikan perlakuan yang sesuai
dengan kemampuan dan karakteristik masing- masing siswa itu sendiri. Dengan
kemampuan yang beragam pada anak, guru juga harus mampu mengatasi perbedaan
tersebut agar dalam proses belajar bisa memberi pembelajaran yang lebih baik
untuk anak.
a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar