DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU KARAKTERISTIK BIOGRAFIS
- Usia
Apa persepsi terhadap pekerja
yang sudah tua? Bukti menunjukan bahwa para majikan mempunyai perasaan yang
campur aduk. Mereka melihat sejumlah kualitas positif yang dibawa orang tua ke
dalam pekerjaan mereka. Khususnya, pengalaman, pertimbangan, etika kerja yang
kuat, dan komitmen terhadap mutu. Namun pekerja-pekerja tua juga dianggap
kurang luwes dan menolak teknologi baru.
Dampak yang ditimbulkan oleh usia pada
Pengunduran Diri, Keabsenan, Produktivitas, dan Kepuasan adalah sebagai berikut
:
- Pengunduran
Diri : Kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil studi menagatakan
bahwa semakin tua anda maka akan semakin kecil kemungkinan anda berhenti dari
pekerjaan.
- Keabsenan
: Pengujian penelitian menemukan bahwa hubungan usia-keabsenan sebagian
merupakan fungsi apakah kemangkiran itu dapat dihindari atau tidak. Umumnya
karyawan tua mempunyai tingkat keabsenan dapat dihindari lebih rendah
dibandingkan dengan karyawan yang lebih muda.
- Produktivitas
: Tuntutan dari sebagian pekerjaan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang
mensyaratkan kerja otot yang berat, tidak cukup besar terpengaruh oleh
kemerosotan keterampilan fisik akibat usia yang berdampak pada produktivitas ;
atau jika terjadi kemerosotan karena usia, sering diimbangi oleh keunggulan
karena pengalaman.
- Kepuasan
Kerja : Studi ini mencampuradukan karyawan professional dan tak professional.
Jika kedua tipe itu dipisah, kepuasan cenderung terus-menerus meningkat pada
para profesional dengan bertambahnya usia mereka, sedangkan pada
non-profesional kepuasan itu merosot selama usia setengah baya dan kemudian
naik lagi pada tahun-tahun berikutnya.
- Jenis Kelamin
Terdapat hanya sedikit, jika ada, perbedaan penting
antara pria dan wanita yang akan mempengaruhi kinerja kerja mereka.
Penelitian-penelitian psikologis menunjukan bahwa wanita lebih bersedia untuk
mengakui wewenang dan pria lebih agresif dan berkemungkinan lebih besar
daripada wanita untuk memenuhi harapan atas keberhasilan, namun
perbedaan-perbedaan itu tidak besar.
Mengenai tingkat pengunduran diri
karyawan, bukti menunjukan tidak terdapat perbedaan yang mencolok, tingkat
pengunduran diri pria sama dengan wanita. Sedangkan penelitian tentang
keabsenan, secara konsisten menunjukan bahwa wanita memiliki tingkat keabsenan
yang lebih tinggi dibanding pria.
Riset menunjukan bahwa karyawan yang menikah
lebih rendah tingkat keabsenannya, mempunyai tingkat pengunduran diri yang
lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan sekerjanya
yang tidak menikah.
Jika kita mendefinisikan senioritas
sebagai masa kerja seseorang pada pekerjaan tertentu, kita dapat mengatakan
bahwa bukti paling baru menunjukan suatu hubungan positif antara senioritas dan
produktivitas pekerjaan. Jika demikian, masa kerja yang diekspresikan sebagai
pengalaman kerja, tampaknya tak menjadi dasar perkiraan yang baik terhadap
produktivitas karyawan.
Penelitian tentang masa
kerja dengan keabsenan menunjukan bahwa senioritas berkaitan negative dengan
keabsenan.
Penelitian menunjukan bahwa perilaku
masa lalu merupakan indicator peramalan terbaik untuk memperkirakan perilaku
masa depan, bukti menunjukan bahwa masa kerja pekerjaan terdahulu dari seorang
karyawan merupakan indicator perkiraan yang ampuh atas pengunduran diri
karyawan itu dimasa mendatang.
Bukti tersebut menunjukan bahwa masa kerja dan
kepuasan saling berkaitan positif.
Setiap orang mempunyai kelebihan dan
kekurangan dalam hal kemampuan yang membuatnya relative unggul atau rendah
dibandingkan dengan orang-orang lain dalam melakukan tugas atau kegiatan
tertentu.
Kemampuan merujuk ke kapasitas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan keseluruhan pada
hakekatnya tersusun dari 2 faktor :
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
a.
Kemampuan Intelektua merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk
menjalankan kegiatan mental.
b.
Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang
menuntut
stamina,keterampilan,kekuatan,dan karakteristik serupa
Karakteristik
–karakteristik Biografis
merupakan karakteristik
perseorangan seperti usia,gender,ras,dan masa jabatan yang dipoeroleh secara
mudah dan objektif dari arsip pribadi seseorang.
Gender
Adalah hanya sedikit yang memancing lebih banyak perdebatan,kesalahpahaman,dan
pendapat tidak mendasar dibandingkan apakah kinerja wanita sebaik pria.
Hingga saat ini, para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan
rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan
oleh Gordon W. Allport menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang
berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan
satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap.
Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat fisik maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya.
Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur fisik,
tampang, hormon, dsb. yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga
menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun aspek-aspek kepribadian di dalamnya mencakup :
1. Karakter; yaitu ketaatan dalam mematuhi etika perilaku atau dalam memegang pendirian serta pendapat.
2. Temperamen; yaitu cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif atau negatif.
4. Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas; yaitu keadaan pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
1. Karakter; yaitu ketaatan dalam mematuhi etika perilaku atau dalam memegang pendirian serta pendapat.
2. Temperamen; yaitu cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif atau negatif.
4. Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas; yaitu keadaan pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Aspek Emosi
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas pertumbuhan organ-organ seksual
mempengaruhi emosi dan perasaan-perasaan baru yang belum dialami sebelumnya,
seperti rasa cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan
lawan jenis. Pada usia remaja awal (siswa SLTP), perkembangan emosinya
menunjukan sifat yang sensitif dan rekreatif (kritis) yang sangat kuat terhadap
berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya sering bersifat negatif dan
tempramental (mudah tersinggung/marah, atau mudah sedih/murung). kondisi ini
terjadi terutama apabila remaja itu hidup di lingkungan (terutama keluarga)
yang tidak harmonis.
Dalam budaya Amerika, periode ini dipandang sebagai masa
“Strom&Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian,
mimpi dan melamun tentang cinta, dan persaan teralineasi dari kehidupan sosial
budaya orang dewasa. Pikunas ( dalam Yusuf, 2008:13)
Dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa regulasi emosi sangat penting bagi
keberhasilan akademik. Yusuf dalam bukunya yang berjudul “Perkembangan Peserta
Didik” menyatakan bahwa remaja yang sering mengalami emosi yang negatif
cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah (2011:98). Oleh sebab itu
sangatlah penting bagi remaja untuk mengelolah emosinya ke hal-hal yang positif
agar remaja dapat mencapai keberhasilan.
Dibawah ini terdapat beberapa kompetensi emosi yang penting untuk
dikemabangakn para remaja (sarni 1999 dalam Yusuf, 2011)
Kompetensi
Emosi
|
Contoh
|
1. Menyadari bahwa
pengungkapan (ekspresi) emosi memainkan peranana penting dalam berhubungan
sosial
|
Mengetahuai
bahwamengekspresikan rasa marah kepada teman dapat merusak persahabatan
|
2. Kemampuan mengatasi emosi
yang negatif dengan strategi regulasi diri dapat mengurangi intensitas dan
durasi kondisi emosi
|
Mengurasi
rasa marah dengan menjauhi situasi negatif dan melakukan aktivitas yang dapat
melupakan emosi tersebut
|
3. Memahami bahwa kondisi
emosi dari dalam tidak selalu berhubungan dengan pengungkapan (ekspresi) ke
luar (Remaja menjadi lebih matang, dimulai denagn memahami bahwa ekspresi
emosinya meberikan dampak pada orang lain)
|
Memhami
bahwa dirinya bisa marah tetapi masih dapat mengelolah emosi tersebut,
sehingga telihat bias-bias saja (netral)
|
4. Menyadari kondisi emosi
sendiri tanpa terpengaruh oleh emosi tersebut
|
Membedakan
antara sedih dan cemas, dan fokus mengatasi daripada terpengaruh oleh
perasaan-perasaan tersebut
|
5. Dapat Membedakan emosi
orang lain
|
Dapat
membedakan bahwa orang lain itu sedang sedih bukan takut
|
Bagaimana hubungan karakteristik biografis individu dalam organisasi?
BalasHapusMba ini referensinya dari buku yg mana ya? thanks
BalasHapuskak bagi referensinya dong
BalasHapus